The 66th Blog

Welcome try to share information and opinion on this blog to email: asahir66.informasi@blogger.com

Laman

Sabtu, 02 April 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Lowongan Kerja PT AKR Corporindo Tbk

Posted: 01 Apr 2011 06:19 PM PDT

PT AKR Corporindo Tbk, recently expanded into coal mining and set to grow very rapidly in this sector, are seeking highly qualified, self motivated and performance oriented candidates to join team.

job


Lowongan Kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Posted: 01 Apr 2011 06:05 PM PDT

PT Kereta Api Indonesia (Persero) saat ini membutuhkan tenaga-tenaga profesional yang berintegritas tinggi untuk ditempatkan sebagai tenaga ahli dalam bergbagai bidang.

lowongan kerja


Prosedur Operasional Untuk Kromatograf Ion Dionex 2010I

Posted: 01 Apr 2011 12:08 AM PDT

Prosedur Start Up (Anion) :

  1. Periksa bahwa terdapat cukup eluen (paling tidak > 1L) dan regenerant dalam reservoir.
  2. Turn on silinder udara dan pastikan tekanan melewati 600 kPa.
  3. Tekan tombol POWER. Indicator light akan menyala; sistem 1 akan menunjukkan A OFF dan B OFF
  4. Atur small pressure gauge yang dihubungkan dengan regenerant reservoir ke antara 3-5 psi. Periksa regenerant benar-benar mengalir dengan cara megamati aliran ke dalam waste beaker.
  5. Pilih nomer eluen (No1 0,0024M Na2CO3 / 0,003M NaHCO3)
  6. Tekan tombol STOP/START untuk mengaktifkan pompa
  7. Atur FLOW pada 1,5 mL menit -1. Periksa bahwa tekanan tidak melewati 1300 psi dan eluen benar-benar mengalir dengan cara megamati aliran ke dalam waste beaker.
  8. Biarkan beberapa menit hingga stabil. Tekanan seharusnya relatif stabil dan lampu READY seharusnya on. Jika hal tersebut tidak terjadi dalam 5-10 menit, konsultasikan dengan asisten lab.
  9. Tunggu sampai hingga pembacaan konduktivitas stabil (mungkin membutuhkan lebih dari 15-20 menit). Nilai yang ditunjukkan seharusnya 30 uS.
  10. Tekan tombol AUTO OFFSET. Pada readout seharusnya terbaca 0,00 uS dan stabil.
  11. Pilih OUTPUT RANGE yang diperlukan. Biasanya 30 uS. Catat puncak dengan konduktivitas maksimum yang lebih besar daripada output range tidak dapat dikaraktrisasi dengan baik karena puncak akan terpotong. Penyesuaian sensitivitas dalam kasus ini harus dilakukan dengan menggunakan OUTPUT RANGE control daripada attenuation control pada integrator.

Prosedur Injeksi

  1. Pastikan tombol LOAD/INJECT dalam posisi LOAD. Jangan gunakan tombol ini lagi jika tidak diperlukan; switching antara LOAD dan INJECT yang sangat cepat sering dipakai pada katup mahal.
  2. Gunakan syringe untuk memasukkan 2 -3 mL sampel melalui sampel injection port. ..
  3. Tekan tombol LOAD/INJECT sekali dan start integrator secara bersamaan.Tombol LOAD/INJECT akan berada pada posisi INJECT paling tidak selam satu menit; tidak perlu mengembalikan tombol ke posisi LOAD sampai Anda siap untuk memasukkan sampel berikutnya.
  4. Amati readout konduktivitas untuk memastikan bahwa output range tidak terlewati. Dengan attenuation pada CR3A atur pada 2?10, output range 2010i akan full scale pada integrator.

Prosedur Shut-down

  1. Cuci sampel loop dengan cara mengatur LOAD/INJECT ke LOAD dan masukkan 8-10 mL deionised water.
  2. Putar FLOW ke 0,0 mL menit-1
  3. Matikan pompa dengan menekan tombol STOP/START
  4. Turunkan tekanan pada gauge yang dihubungkan pada regenerant reservoir dan …..
  5. Matikan POWER
  6. Matikan air cylinder


Jumat, 01 April 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Analisa Anion menggunakan Kromatografi Ion

Posted: 30 Mar 2011 11:58 PM PDT

Air PDAM mengandung sejumlah ion termasuk F- (0,5 – 1 ppm), Cl- (15-20 ppm),  NO3- (1-2 ppm) dan sulfat (5-10 ppm). Dengan menggunakan larutan standar gabungan, dapat dibuat kurva kalibrasi untuk semua anion tersebut tanpa harus running kromatografi setiap ion.

Prosedur :

  • Siapkan larutan denga komposisi berikut (gunakan deionised water)

Siapkan paling sedikit 200 mL larutan, pikirkan secara teliti bagaimana Anda akan menyiapkan larutan tersebut karena Anda sebaiknya menghindari pengenceran besar dalam satu langkah.

  • Gunakan larutan pada (a), siapkan tiga larutan lainnya dengan rangkaian dua kali pengenceran menggunakan deionised water. Pada akhirnya Anda harus memiliki serangkaian larutan standar berikut :

  • Ubah nilai FORMAT pada integrator menjadi 9 dan OUPUT range pada 2010i ke 100 uS dan rekam kromatogram dari tiap larutan (tiap larutan dua kromatogram) sebaik blank deionised water. Plot kurva tinggi puncak vs konsentrasi dan area puncak vs konsentrasi untuk setiap ion.
  • Rekam kromatogram tiga kali dari air destilasi dan air ledeng dan gunakan kurva kalibrasi yang dihasilkan untuk menentukan konsentrasi dari F- , Cl- , NO3- , -SO42- dalam kedua jenis air. Laporkan rata-ratadan range untuk setiap jenis air.
  • Beri komentar dari hasil yang didapat dari tinggi dibandingkan dengan area dan beri komentar secara umum mengenai pengunaan kromatografi ion untuk analias anion.


Kamis, 31 Maret 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Waktu Retensi dalam Kromatografi Ion

Posted: 29 Mar 2011 11:46 PM PDT

Prosedur :

  • Berikut larutan yang tersedia
  1. 1000 mg  F- /L
  2. 1000 mg Cl- /L
  3. 1000 mg  NO-3 /L
  4. 1000 mg SO4- 2 /L
  • Siapkan paling tidak 100 mL larutan berikut (sebaiknya menggunakan deionised water)
  1. 250 mg NO-3/L
  2. 25 mg NO-3/L
  3. 2,5 mg NO3 /L
  4. 25 mg NO-3/L  dan 250 mg  Cl-/L
  5. 25 mg  NO-3/L  dan 250 mg  SO4 - 2/L
  6. 250 mg  NO-3/L dan 250 mg L Cl- /L dan 250 mg  SO4 - 2/L
  • Set up kromatografi ion berdasarkan instruksi yang terdapat pada instrumen. Output range sebaiknya 30 uS dan nilai-nilai berikut dimasukkan dalam integrator :

Attenuation = 2?9
Width = 5
Slope = 4000
Method = 3061
Format = 11

  • Rekam kromatogram (paling sedikit 2) dari larutan 25 mg NO-3/L (yaitu larutan (ii)) dan catat waktu retensi dari puncak nitrat.
  • Rekam paling sedikit lima kromatogram lainnya dengan menggunakan larutan yang sama dan waktu hitung retensi rata-rata bersama dengan standard deviasi.
  • Rekam kromatogram (paling sedikit 2) untuk setiap sisa larutan dari (b). ( Anda perlu melakukan perubahan pada output range)
  • Buatlah tabel waktu retensi puncak nitrat dari setiap larutan. Beri komentar pada hasil mengenai keseimbangan yang terlibat dalam langkah pemisahan. Data retensi sering dipakai untuk mengidentifikasi puncak-puncak dalam bentuk lain kromatografi; beri komentar tentang bagaimana hal ini akan berguna dalam kromatografi ion dan beri saran mengenai cara pasti untuk menetapkan indentitas puncak.


Rabu, 30 Maret 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Posted: 28 Mar 2011 11:35 PM PDT

Tujuan :

Untuk mengenalkan teknik high performance liquid cromatography, termasuk operasional dasar instrumen dan mempelajari pengaruh pengaturan sejumlah parameter.

Pendahuluan

HPLC adalah metode kromatografi yang menggunakan fase gerak cair dan fase diam padat / bahan pendukung untuk melakukan pemisahan suatu jenis molekul. Terdapat dua variasi utama yaitu, HPLC yang terdiri dari eluen polar dan fase diam non-polar atau eluen non-polar dan fase diam polar. Keduanya diklasifikasikan sebagai metodereversed-phase dannormal-phase. Metode reversed-phase yang akan dipakai dalam eksperimen ini menggunakan kolom octadecylsilane (ODS) dan partisi absorptif (dapat menyerap) utnuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.

Syarat pemilihan utama setelah memilih metode HPLC yang sesuai adalah menentukan sistem pelarut untuk analisa. Kriteria pemilihan melibatkan waktu analisa, (tR atau k'), efisiensi keseluruhan (jumlah plate, N atau n), atau mungkin resolusi (Rs). Percepatan aliran eluen akan memainkan peranan dalam parameter ini, akan tetapi pemilihan yang bijaksana atau optimisasi komposisi pelarut akan diperlukan.

Polaritas pelarut adalah dasar yang berguna untuk menentukan bagaiman nilai k' dapat diubah, dan tentunya akan mengubah waktu analisa. Untuk menggunakn parameter ini, maka sangatlah penting untuk mengukur polaritas pelarut dan hubungkan dengan k'. Dapat dilihat seperti dibawah ini :

Indeks Polaritas dari Pelarut Terpilih

Indeks polaritasdari campuran dua pelarut akan diberikan sebagai :

P'ab = ØaP'a + ØbP'b

dimanaØ = fraksi volume tiap pelarut.

Sebuah aturan yang berguna bahwa untuk setiap perubahan polaritas dua unit terdapat perkiraan 10 kali lipat perubahan dalam rasio partisi (faktor kapasitas) k'

Darihubungan ini dapat terlihat bahwa k'=64 dalam 30/70 MeOH/pelarut air, kemudian komposisi pelarut yang mana akan memberikan nilai k' =5 dalam 73/27 MeOH/aiir

Prosedur
A.Operasional Kromatografi Cair

Catatan : Jangan pernah membiarkan pompa beroperasi tanpa filter pelarut terendam dalam pelarut

Pilih panjang gelombang UV-sinar tampak dan nyalakan detektor untuk standby. Setelah 1 menit nyalakan detektor ke posisi ON. Pengaturan 0,04AUFS akan cukup.

Jika pompa belum dinyalakan, pertama pilih solvent line yang diperlukan (solvent select dial) dan keluarkan solvent line dengan gambar sekitar 20 mL pelarut keluar melalui flush outlet (berada dibawah solvent select dial). Lakukan ini dengan menggunakan syringe, masukkan dalam outlet, buka katup dan keluarkan solvent. Tutup katup kembali.

Pada saat pelarut telah terpilih dengan tepat, turn on pompa dan secara perlahan naikkan laju aliran pada level yang diinginkan. Tunggu sekitar 15-20 detik antara tiap kenaikkan dalam pengaturan aliran. Bila aliran telah di-set, tunggu paling tidak 15 menit agar kolom menyesuaikan dengan pelarut yang baru sebelum menginjeksikan sampel.

Bila aliran pelarut diubah pada saat running, misal dari 0,8 ke 1,2 mL/menit, lakukan pengaturan ke aliran yang baru dengan perlahan dan tunggu 5-10 menit hingga stabil.

Jika aliran pelarut harus dihentikan, kurangi 'thumbwheel setting" dengan perlahan ke angka nol, dan switch off pompa. Pada saat ini, pelarut dapat diubah ke pilihan selanjutnya.

Melakukan Injeksi : Semua volume injeksi yang akan dilakukan adalah 10μL. Bilas syringe beberapa kali dengan pelarut dan sampel sebelum mengambil 10μL aliquot. Pastikan tidak terdapat gelembung udara dalam tabung syringe yang mungkin masuk. Putar katup injeksi ke "load", putar retaining arm kebawah untuk melepas plug stopper dan cabut plug. Masukkan jarum syringe ke dalam injection loop dan injeksikan larutan. Kembalikan plug, putar retaining arm untuk mengencangkan plug, dan selesaikan injeksi dengan cara memutar katup ke posisi "inject". Pencatat (recorder) akan start secara otomatis.

Pengaturan recorder : Menggunakan Shimadzu recorder. Atur speed pada 5, dan attenuation pada 3.

Shut-down procedure : Pada saat kromatogram terakhir telah terekam kolom sebaiknya dikembalikan ke kondisi yang sesuai untuk storing, yang mana ini berarti kolom harus disiram dengan 50/50 MeOH/air pada 1 mL/menit selama sekitar 20-30 menit dan kemudian laju aliran dikembalikan ke nol. Maka ganti dengan pelarut ini dengan mengguankan prosedur sebelumnya dan lakukan seperi diatas.

B.Studi Kromatografi

Dua sampel yang akan dianalisa ;

SAMPEL 1:Uracil dan acenaphthene
SAMPEL 2:Naphtalene, phenanthrene dan anthracene

Uracil umumnya dipakai untuk menunjukkan kekosongan volume atau waktu untuk puncak yang tidak tertahan (to), dan akan mengelusi layak dengan cepat. Hal ini akan membantu dalam perhitungan nilai k'. Phenanthrene dan anthracene elute sebagai sepasang puncak yang berdekatan, sehingga akan berguna jika kita akan memperkirakan resolving power dari suatu kolom. Berikut eksperimen yang akan dilaksanakan :

Tetapkan aliran dari 60/40 acetonitrile/air pada 0,8 mL/menit

  1. Injeksikan 10 μL air. Catat "water dip"
  2. Injeksikan 10 μL acetonitrile. Catat respon yang terjadi
  3. Injeksikan 10 μL sampel 1 Naikkan laju aliran ke 1,2 mL/menit
  4. Injeksikan 10 μL sampel 1 Naikkan laju aliran ke 1,6 mL/menit
  5. Injeksikan 10 μL sampel 1
  6. Injeksikan 10 μL sampel 2 Ubah pelarut ke 75/25 acetonitrile/air dan laju aliran ke 1,6 mL/menit. Biarkan kolom untuk menyeimbangkan.(Catatan : Periksa dengan asisten lab sehubungan dengan perubahan pelarut)
  7. Injeksikan 10 μL sampel 1
  8. Injeksikan 10 μL sampel 2

Bila semua prosedur di atas telah diselesaikan, lakukan prosedur shutdown.

Perhitungan dan Pertanyaan

  1. Untuk setiap kromatogram sampel 1, hitung k', total plates (n, N), tinggi plate (h,H) dan tinggi reduced plate.
  2. Untuksetiap kromatogram sampel 2, hitung nilai k', dan resolusi (Rs) dari pasangan puncak yang berdekatan.
  3. Hitung asimetri puncak dari acenaphthene dalam satu kromatogram (ditentukan dengan mengambil rasio jarak dari peak maximum, atau mode, ke trailing edge puncak, jarak dari peak mode ke leading edge puncak, pada 10% tinggi puncak) Ini mungkin akn berguna untuk penyimpanan kemampuan dari recording inegrator sehingga puncak dapat dinalisa kembali pada chart speed yang lebih cepat untuk pengukuran akurat dari jarak yang terlibat. ( Acuan pada diagram di bawah).
  4. Beri komentar pada pengamatan dari "solvents dip".
  5. Beri komentar tentang bagaimana k' bervariasi dengan laju aliran dan komposisi pelarut. Apakah k' bervariasi sesuai dengan yang Anda harapkan ?
  6. Beri komentar tentang bagaimanaefisiensi bervariasi dengan laju aliran.
  7. Beri komentar tentang bagaimana Rs bervariasi dengan komposisi pelarut, dan nyatakan bagaimana Rs mungkin bervariasi dengan laju aliran.
  8. Bandingkan dengan teliti hasil yang diperoleh dalam eksperimen 5 dan 7, berkenaan dengan area puncak dan tinggi puncak dari uracil dan acenaphthene. Jelaskan pengamatan Anda. Aplikasikan alasan Anda pada perbandingan hasil dalam eksperimen 6 dan 8.
  9. Apakah Anda percaya bahwa uracil merupakan bahan terlarut
    (solute) efektif untuk estimasi ?