The 66th Blog

Welcome try to share information and opinion on this blog to email: asahir66.informasi@blogger.com

Laman

Sabtu, 19 Februari 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Transmitansi, Absorbansi, dan warna

Posted: 17 Feb 2011 08:31 PM PST

  1. Menguji skala transmitansi dan absorbansi pada intrumen "Unicam SP500" dan "Bausch & Lomb Spectronik 20". Pada instrumen ini skala transmitansi nya linier tetapi skala absorbansinya logaritmik. Karena itu lebih mudah membaca skala transmitansi, dan lebih teliti membaca pada transmitansi rendah dari pada membaca angka absorbansi tinggi. Oleh karena itu, ketika mengunakan instrumen dengan skala absorbansi logaritmik, baca nilai transmitansinya dan hitung absorbansi menggunakan: A = – log T.
  2. Menggunakan instrumen SP500 atau Spektronik-20, tentukan panjang gelombang pada 500 nm dan ukur transmitansi dari dua kuvet bersih berisi akuades. Pilih kuvet yang transmitansinya paling tinggi sebagai larutan referensi.

Siapkan 100 ml larutan KMnO4 15 ppm dalam H2SO4 0,5M dari 100 ppm larutan permanganat yang disediakan; tambahkan 10 ml H2SO4 5M. Larutan referensinya H2SO4 0,5M dalam akuades.

Ukuran spektrum larutan diatas 400 nm sampai 625 nm dengan mengambil persentase transmitansi yang dibaca pada interval sebagai berikut:

400– 500 nm dengan interval 10 nm
500– 575 nm dengan interval 5 nm
575– 625 nm dengan in terval 10 nm

angan lupa untuk "reset" pembacaan 100%T setiap pergantian panjang gelombang.

Gambarkan grafik spektrum sebagai %T terhadap panjang gelombang dan absorbansi terhadap panjang gelombang pada selembar kertas grafik yang sama.

Menunjuk hasil dari tugas 1(a) untuk menjelaskan mengapa larutan ini berwarna ungu.

Diskusikan dengan asisten lab


Jumat, 18 Februari 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Kinerja Sumber Cahaya, Detektor dan Spektrofotometer

Posted: 16 Feb 2011 08:25 PM PST

Menggunakan Bausch and Lomb Spectronic 20. Detektor dan sumber cahaya tidak beroperasi sama baiknya pada semua panjang gelombang dan panjang gelombang optimumnya sering tidak sama antara detektor dan sumber cahaya. Total kinerja sebuah instrumen adalah dimana terdapat keseimbangan antara masing-masing kinerja dari dua komponen tersebut. Keseimbangan ini akan dipelajari dengan cara:

  • pengukuran total respon relatif instrumen.
  • perolehan respon relatif detektor dari tabel di bawah ini
  • penghitungan intensitas relatif sumber cahaya

Masukkan kuvet berisi air ke dalam tempat sampel, sejajarkan pada garis indeks dan tutup penutupnya untuk menghindari pendaran cahaya.

Atur panjang gelombang ke 500 nm dan atur pembacaan meter pada sekitar 80% T dengan memutar tombol pengatur cahaya.

Putar tombol panjang gelombang dan amati bahwa pembacaan meter berubah-ubah terhadap panjang gelombang. Tentukan panjang gelombang yang menghasilkan respon maksimum (seharusnya mendekati 500 nm) dan atur tombol pengatur sumber cahaya sedemikian hingga terbaca 100% T pada panjang gelombang tersebut.

Kemudian tanpa merubah lainnya tombol pengatur penguatan atau tombol pengatur sumber cahaya diperoleh kurva spektral untuk instrumen ini dengan membaca %T pada panjang gelombang–panjang gelombang ; 350, 375, 400, 425, 450, 475, 500, 512, 525, 550, 575, 600, 612, dan 625 nm.

Gambarlah grafik %T terhadap panjang gelombang menggunakan data tersebut; panjang gelombang seharusnya sebagai sumbu horisontal.

Pada lembaran kertas grafik yang sama, gambarkan kurva grafik respon relatif detektor sebagai fungsi dari panjang gelombang menggunakan data berikut:

Hal itu akan dicatat bahwa kedua kurva yang di gambarkan di atas tidak bersamaan waktunya. Pada saat respon relatif phototube tinggi pada panjang gelombang 400 nm, respon relatif keseluruhan instrumen yang mengarah ke panjang gelombang ini, rendah. Spektrometer menunjukkan respon relatif yang jauh lebih besar pada 525 nm dari pada yang akan diharapkan dari mempertimbangkan respon phototube saja. Perbedaan tersebut kebanyakan berada pada bagian sumber cahaya. Sebagai contoh, walaupun phototube mempunyai respon tinggi terhadap cahaya 400nm, sumber cahayanya sangat lemah memancarkan cahaya 400 nm, maka respon sebenarnya dari spektrometer terhadap cahaya tersebut menjadi rendah.

Dari dua kurva di atas, hitung intensitas relatif dari emisi lampu (tambahkan faktor kecil sebagai atribut pada optik) pada spetrum sinar tampak, dengan cara berikut ini. Pada setiap panjang gelombang yang dipelajari pisahkan antara "respon relatif total" dan "responrelatif detektor". Hal ini akan memperoleh deretan angka-angka yang menunjukkan pentingnya "intensitas relatif lampu" pada berbagai panjang gelombang, sebagian besar angka-angka tersebut mendekati angka 3.0.

Untuk merubah angka-angka relatif menjadi sebuah skala dimana angka maksimumnya 100, kalikan setiap angka dengan suatu faktor (100/3).

Dengan demikian

Nilai tepat yang diperoleh untuk sebagian panjang gelombang tidaklah penting; yang penting terletak pada bagaimana perubahan nilai tersebut dari panjang gelombang satu ke panjang gelombang yang lain.

Buatlah kurva pada grafik yang sama seperti di atas, sebagai kurva "Intensitas relatif lampu" sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Akhirnya, seluruh bagian atas grafik menunjukkan warna yang terlihat pada berbagai panjang gelombang.

Diskusikan dengan asisten lab.


Kamis, 17 Februari 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Pengaruh Variasi lebar celah

Posted: 15 Feb 2011 08:08 PM PST

PRAKTIKUM 1 : SPEKTROFOTOMETRI UV – TAMPAK

Pendahuluan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

  1. Mengenal lebih jauh tentang komponen spektrofotometer UV-tampak.
  2. Bisa menggunakan spektrofotometer UV– sinar tampak untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif.

Instrumen–instrumen yang digunakan adalah :

  • Bausch and LombSpectronic 20
  • Hitachi U– 2000
  • Shimadzu UV – 240
  • Unicam SP500

Jenis spektrofotometer yang digunakan menyesuaikan

Tugas 1: Pengaruh Variasi lebar celah

Tugas ini akan dilakukan menggunakan Instrumen Unicam SP500

  • Spektrum Sinar tampak

Pastikan bahwa shutter tertutup rapat. Buka penutup tempat sampel, lepas tempatnya dan letakkan kertas putih di dalam tempat sampel sehingga berkas cahaya dengan mudah terlihat. Atur panjang gelombang pada
300 nm dan lebar celah 0,5 mm. Ganti panjang gelombang dan amati perubahan warna pada setiap perubahan 50 nm dari 300 nm ke 750 nm

  • Pengaturan P0

Pembaca dapat diatur tepat pada 100%T dengan salah satu cara berikut :

  1. Meningkatkan lebar celah; hal ini akan membuat cahaya lebih banyak mencapai detektor tetapi juga akan menaikkan lebar pita makaresolusi akan lemah
  2. Memperkuat sinyal detector secara elektrik ; hal ini akan membuat detektor untuk mengeluarkan lebih banyak sinyal per sejumlah cahaya tetapi juga akan memperkuat level noise yang akan menyebabkan tidak presisi

Kedua prosedur di atas akan dipelajari dalam latihan ini.

Atur panjang gelombang pada 440 nm dan atur lebar celah 0,1 mm dan catat warna dari berkas cahaya. Tingkatkan lebar celah secara berangsur-angsur dan catat dengan hati-hati perubahan pada intensitas atau warna dari berkas cahaya selama lebar celah meningkat menjadi 2,0 mm. Ulangi prosedur ini pada panjang gelombang 520 nm dan 620 nm.

Diskusikan dengan asisten lab mengenai pengaruh lebar celah pada level I0 dan lebar pita pada instrument.

Dengan instrument pada kondisi direct read out mode, atur lebar celah pada 0,1mm dan panjang gelombang 400 nm. Set 0%T dengan menggunakan ZERO control, dengan keadaan shutter tertutup dan kemudian buka shutter dan set 100%T menggunakan DIRECT READOUT 100%T control.

Kurangi lebar celah ke 0,09 mm dan catat yang terjadi pada skala pembaca.

Skala pembaca dapat kembali ke 100%T dengan melebarkan celah ke 0,1 mm lagi. Akan tetapi, cara alternatif adalah menambah penguatan sinyal secara elektonik dari detector ke meter. Dengan lebar celah masih pada 0,09 mm, atur pengendali "DIRECT READ OUT 100%" untuk mengatur posisi pembacaan meter ke 100% T.

Diskusikan hasil-hasil pengamatan dengan asisten praktikum anda.

Atur instrumen pada mode "null point" dan atur posisi meter ke 0% T dengan shutter tertutup. Buka shutter nya atur sensitifitas ke maksimum (putar penuh searah jarum jam) dan atur posisi meter ke 100% T dengan pengatur lebar celah. Catat lebar celah yang digunakan. (Catat bahwa ini lebar celah terkecil yang dapat digunakan pada panjang gelombang yang dipakai). Tentukan perubahan transmitan yang diperlukan untuk menghasilkan simpangan dengan skala besar pada galvanometer. Dengan cara yang sama, gunakan langkah tersebut menggunakan sensitifitas minimum (lebar celah maksimum) atur lagi ke posisi 100% T dan catat perubahan transmitan yang diperlukan untuk menghasilkan simpangan yang sama. Sekali lagi catat lebar celah yang digunakan.

Perubahan-perubahan pada transmitan yang diamati dapat menimbulkan tingkat noise. Dengan asumsi bahwa jarum meter akan naik turun + 1 skala ketika pengukuran dilakukan (dalam praktek tentunya harus jauh lebih kecil) dan diskusikan dengan asisten lab dimana pengaturan sensitifitas berpengaruh pada tingkat ketelitian.

Dalam pengukuran absorbansi dibuat suatu kompromi antara resolusi dan presisi. Hal ini dapat di ringkas sebagai berikut :


Rabu, 16 Februari 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Analisis Multikomponen

Posted: 14 Feb 2011 07:48 PM PST

Prinsip dasar

Prinsip dasar analisa multikomponen dengan spektrometri molekular adalah total absiorbansi dari larutan adalah jumlah absorbansi dari tiap-tiap komponen.

Ini berlaku jika komponen-komponen tidak saling berinteraksi

Anggap suatu larutan terdiri dari komponen X dan Y. Maka hasil absorpsi akan tampak seperti dibawah ini.

Gambar 15.23. Spektrum dua senyawa

Persyaratan

(a) Spektrum absorpsi tiap komponen harus benar-benar berbeda
(b) Komponen-komponen tidak saling berinteraksi

jika P = P", dapat diasumsikan tidak ada interaksi
Jika A mix = Ax = Ay , maka tidak ada interaksi

Perlu diadakan tes tambahan sebelum analisis ini dilakukan jika konsentrasi komponen meningkat, kemungkinan terjadinya interaksi semakin besar, khususnya dalam Infra merah

Prinsip Analisis Multikomponen

Pada ?1, A1 = ax1Cx +ay1 xCy pada ?2, A2 = ax2Cx +ay2 xCy

A1 adalah absorbansi pada ?1
ax1 adalah absorptivitas x pada ? 1

Umumnya analisa multikomponen berkaitan dengan hanya 2 komponen dalam spektrometri Uv dan tampak, tetapi mungkin lebih. Jika ax1, ay1, ax2, ay2 diketahui, maka dengan pengukuran A 1 dan A2 dapat dihitung C1 dan C2.

Penentuan Absorpsivitas

Metode I
Metode klasik – buat range dari tiap-tiap larutan murni x dan y. Diukur nilai A

Gradien dari masing-masing Hukum Beer adalah absorptivitas (a) dari tiap komponen pada panjang gelombang tersebut jika menggunakan cell 1 cm

Metode II
2 campuran – Buat 2 campuran dengan konsentrasi diketahui, Cx, Cy dan Cx1, Cy 1. Ukur A tiap campuran pada tiap panjang gelombang ?1 dan ?2

Pada ?1 A1 = ax1Cx +ay1 Cy pada?2 A2 = ax2Cx +ay2Cy
A11= ax1Cx1+ay1 Cy 1A21= ax2Cx1 +ay2Cy 1

ax1,ay1,ax2,dan ay2 dapat dihitung dari pasangan persamaan simultan. Secara matematis metode ini benar, tetapi hanya berlaku untuk 2 larutan , oleh karena itu ketepatannya rendah.


Ahmad Sahir : Congratulation Egyptian peoples...at the end The Peoples Power are the winner...

Ahmad Sahir : Congratulation Egyptian peoples...at the end The Peoples Power are the winner...

Selasa, 15 Februari 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Eksperimen Kimia Terbesar dalam Perayaan Tahun Kimia Internasional 2011

Posted: 14 Feb 2011 06:24 PM PST

"Chemistry – our life, our future" –slogan Tahun Kimia Internasional 2011–

Tahun 2011 ini merupakan tahun yang sangat bersejarah bagi para peneliti, ilmuwan, akademisi, praktisi, maupun para pecinta kimia di seluruh dunia karena UNESCO dan IUPAC telah menetapkan tahun ini sebagai Tahun Kimia Internasional 2011 (International Year of Chemistry/IYC 2011).

Sejak dibuka secara resmi pada tanggal 27 Januari 2011 di markas besar UNESCO di Paris, Perancis, telah dijadwalkan berbagai macam acara perayaan Tahun Kimia Internasional 2011 ini. Salah satu acara yang cukup fenomenal adalah diadakannya eksperimen kimia terbesar di dunia yang serentak digelar di seluruh dunia pada 22 Maret 2011.

Eksperimen kimia terbesar di dunia ini bertajuk "Water: A Chemical Solution" , yang rencananya diperuntukkan bagi segenap siswa-siswi sekolah di seluruh dunia dengan berfokus pada penelitian keadaan air lokal di tiap negara dan solusi teknologi kimia dalam mengatasi permasalahan ketersediaan air bersih dan air minum di seluruh dunia. Eksperimen global semacam ini akan mendukung tujuan-tujuan dari Tahun Kimia Internasional 2011 dimana salah satunya ialah untuk meningkatkan antusiasme generasi muda terhadap bidang sains, khususnya kimia.

Modul eksperimen ini disesuaikan dengan  usia, minat, dan kemampuan para siswa. Baik anak-anak maupun remaja dapat melakukan eksperimen ini sendiri, maupun didampingi orang tua, guru, maupun teman-teman sekolahnya. Eksperimen ini juga tergolong murah karena menggunakan peralatan sederhana, bahkan tanpa biaya sama sekali. Beberapa eksperimen yang akan dilakukan adalah pengukuran pH air, salinitas (kadar garam) air, pengolahan air kotor menggunakan penyaring buatan rumah, dan distilasi.

Eksperimen kimia global ini diharapkan dapat mendukung perkembangan dan penerapan teknologi kimia di berbagai bidang, khususnya pada penerapan industri berbasis lingkungan. Eksperimen ini juga diharapkan akan meningkatkan kesadaran, minat dan kemampuan generasi muda di masa mendatang dalam menerapkan teknologi kimia yang ramah lingkungan.

Jika Anda ingin berpartisipasi dalam acara global ini, silakan mengunjungi tautan dari situs resmi IYC 2011 di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang acara dan modul eksperimen global ini.

http://www.chemistry2011.org/participate/activities/show?id=92

Mari kita meriahkan Tahun Kimia Internasional 2011 dengan menulis artikel kimia populer dan eksperimen kimia!

Kimia  – kehidupan kita, masa depan kita


Sistim Dispersi

Posted: 13 Feb 2011 07:57 PM PST

(a) Filter

Hanya digunakan pada colourimeter murah pita ˜ 25-50 nm tidak umum digunakan dalm instrumen modern

(b) Prisma

prisma kwarsa memiliki karakteristik dispersi lemah pada daerah sianr tampak (380-780 nm) dispersi bervariasi sesuai panjang gelombang lebih mahal daripada grating

Gambar 15.19. Sistim dispersi pada monokromator dengan prisma

(c) Difractions Gratings

Dispersi kontan dengan panjang gelombang yang lebih besar daripada yang biasa digunakan.

Gambar 15.20. Sistim dispersi pada monokromator dengan grating

Kuvet

  1. Gelas. Umum digunakan (pada 340-1000 nm). Biasanya memiliki panjang 1 cm (atau 0,1, 0,2 , 0,5 , 2 atau 4 cm)
  2. Kwarsa mahal, range (190-1000nm)
  3. Cell otomatis (flow through cells)
  4. Matched cells
  5. Polystyrene range ( 340-1000nm) throw away type
  6. Micro cells

Detektor

(a) Barrier layer cell (photo cell atau photo voltaic cell)

(b) Photo tube

lebih sensitif daripada photo cell, memerlukan power suplai yang stabil dan amplifier

(c) Photo multipliers

Sangat sensitif, respons cepat digunakan pada instrumen double beam penguatan internal

Sistem pembaca

(a)Null balance
menggunakan prinsip null balance potentiometer, tidak nyaman, banyak diganti dengan pembacaan langsung dan pembacaan digital

(b)Direct readers

%T, A atau C dibaca langsung dari skala

(c)Pembacaan digital

mengubah sinyal analog ke digital dan menampilkan peraga angka Light emitting diode (LED) sebagai A, %T atau C

Gambar 15.21. Pembaca transmitansi dan absorbansi pada spektrofotometer

Dengan pembacaan meter seperti Gambar 15.21, akan lebih mudah dibaca skala transmitan-nya, kemudian menentukan absorbansi dengan A = – log T.

Skema dasar instrumen single beam dan double beam seperti disajikan pada Gambar 15.22 dan 15.23.

Gambar 15.22. Diagram optik Bausch & Lomb Spectronic-20

Gambar 15.23. Spektrofotometer double beam untuk UV–tampak