The 66th Blog

Welcome try to share information and opinion on this blog to email: asahir66.informasi@blogger.com

Laman

Sabtu, 13 Februari 2010

Presentasi Padi Unggul Organik Varietas IIRI-600

Presentasi Padi Unggul Organik Varietas IIRI-600
BY: ICMI Center - Jakarta

Masterplan otonomi daerah kebijakan yang mencegah perubahan fungsi lahan dari sawah menjadi rumah harus didukung terutama di daerah Jawa karena hanya Pulau Jawa yang bagus untuk tanah sawah. Sementara luas lahannya kian menurun. “ Di luar Jawa sangat sulit untuk melakukan recovery tanahnya yang cocok untuk padi, “ sebut Dr. Ir. Hariyadi MP dalam “Presentasi Padi Varietas Indonesia Inovasi Ridho Ilahi (IIRI-600 )” di ICMI Center, Jakarta Selatan (20/01).

Menurut Hariyadi, di daerah tanah gambut seperti di Papua, sulit meningkatkan pH yang di bawah 3. “Sulit kalau tanam padi jenis IIRI-600. Tapi kalau di Kalimantan insya Allah bisa karena hampir sama kondisinya,” sebut peneliti padi lebih dari 5 tahun ini. Namun, ada varietas-varietas tertentu yang tahan di lahan gambut seperti jenis padi siam unus yang butuh 8 bulan untuk panen.

Dijelaskan juga, kondisi-kondisi tanah sawah yang selalu diforsir membuat biomassa ikut diambil. Di daerah Malang banyak sapi perah dan pedaging. Saat musim kemarau di Jawa Timur kerap terjadi rebutan antara pemilik sawah dengan orang-orang yang antri ingin mengambil jeramin untuk pakan sapi. Sehingga buruh untuk menebang padi sudah terpenuhi dari orang-orang yang mau mengambil jerami. Jadi ongkos panennya bisa dbantu dari orang-orang yang mau mengambil jerami. “Harusnya biomassa kembali sehingga mengurangi unsur-unsur input yang dibutuhkan pada periode penanaman berikutnya,” imbuhnya. Karena itu harus ada solusi untuk alternatif pakan sapi.

Petani kurang dapat informasi
Selama ini penyuluhan lapangan tidak cukup memberikan penjelasan kepada petani menyangkut recovery kesuburan tanah dan manajemen pengelolaan tanaman padi. Informasi yang harus diketahui para petani salahsatunya mengenai pH tanah. Haryadi menganjurkan pakai pupuk kandang. Perlu diperhatikan juga agro ekosistem sawah. “Untuk parasitoit penggerek batang, saya anjurkan trikograma. Satu pias isi 250 butir telur dan hanya Rp 1000. Cara pasangnya hanya pakai bekas gelas plastik ditaruh, satu hari sudah menetas, menyebar dan akan menyerang hama penggerek batang dengan efektif.. ada juga bakteri-bakteri yang bisa memakan ulat-ulatan, kutu-kutuan. Dan jamur Semua dilakukan untuk mencegah kerusakan ekologi di lahan sawah,” ungkap peneliti dari Universitas Brawijaya ini panjang lebar.

Kemudian mengenai serapan unsur hara dan hara yang terangkut panen. Sebetulnya yang diambil hanya bulir padinya, dan batangnya harus dimasukkan. “Di sini yang banyak terbuang. Hara-hara ini terambil dalam batang, daun dan akar tanaman kemudian dikeluarkan sehingga pada panen berikutnya membutuhkan pupuk yang banyak,” imbuhnya.

Dipaparkan juga soal proses pengolahan dan penanamannya. Biasanya dilakukan pengolahan bajak pertama kemudian penyemaian benih padi karena yang paling urgen di pembenihan. Petani sering tidak memberlakukan benih ini sebagai induk yang akan menjadi besar. Sehingga dia tidak memperhatikan benih punya umur yang akan membentuk anakan . periodenya sangat tipis hanya 10 hari. Sehingga setelah penyemaian harus dipindahkan saat umurnya tepat. Tanaman padi bukan tanaman air. Dia hanya membutuhkan air. Petani biasanya menggenangi padi sehingga tidak timbul anakan. “Dalam proses penanaman, biasanya tanah dijebol dulu besok baru ditanam, ini akan mengakibatkan tanah stress selama seminggu. Genangan air pun harus dieliminir, jarak tanam 9,9x19 cm dengan tanah sedangkal mungkin,” sebutnya .

Padi unggul varietas IIRI-600 mempunyai kelebihan antara lain pada 1 batang padi berisi 600-800 bulir dan batangnya yang besar menopang mampu bertahan saat puting beliung. Salah satu langkah dan hasil inovasi teknologi di bidang perakitan varietas padi unggul lokal (hasil rekayasa genetic secara biologi) ini mampu meningkatkan hasil panen gabah 20 ton/ ha GKP (gabah kering panen) yang selama ini hanya bisa dicapai 6-7 ton/ ha (hasil rata-rata produksi padi nasional)

Acara presentasi padi unggul ini dimoderatori Ketua Departemen Perempuan ICMI Pusat, Dra. Sri Astuti Buchari, M.Si. dan dibuka Presidium ICMI, Dr. Marwah Daud Ibrahim, Ph.D. hadir juga Presidium ICMI, Prof. Dr. Nanat Fatah Natsir, pengurus ICMI Pusat, Sibawaihi, Sriyanto, Prasetyo Sunaryo, Hadimulyo, Fathi Siregar, Teuku A. Sanny, Alita Marsanti, Wahyudi Pramono dan para peminat agro industri.

Tidak ada komentar: