The 66th Blog

Welcome try to share information and opinion on this blog to email: asahir66.informasi@blogger.com

Laman

Minggu, 29 Mei 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Reaktor Hidrogen Portabel Untuk Sel Bahan Bakar

Posted: 28 May 2011 06:14 PM PDT

Penggunaan baterai sekali pakai pada peralatan tentara yang cukup berat dan kurang ramah lingkungan menginspirasi para mahasiswa dari Stevens Institute of Technology untuk menciptakan suatu sel baterai yang dapat dipakai ulang dan efisien secara bobot. Para mahasiswa tersebut berhasil menciptakan suatu reaktor mikrosistem yang dapat mengonversi gas fosil seperti propana dan butana menjadi hidrogen yang dimanfaatkan untuk baterai sel bahan bakar. Baterai ini tidak hanya memiliki efisiensi yang tinggi tetapi juga dapat berulang kali menggunakan hidrogen tanpa penggantian baterai sehingga mengurangi limbah baterai sekali pakai.

Penelitian yang didanai oleh U.S. Army itu mengkreasikan suatu mikroreaktor yang dapat menghasilkan hidrogen melalui pembentukan plasma. Proses produksi hidrogen dewasa ini cukup sulit dan berisiko tinggi karena membutuhkan temperatur tinggi. Namun mikroreaktor ini dapat memproduksi hidrogen pada temperatur dan tekanan atmosfer rendah untuk mencegah terjadinya ledakan hidrogen pada suhu tinggi. Mikroreaktor ini dibuat dengan mesin mikrofabrikasi seperti halnya pada produksi televisi plasma.

Tim ini sebelumnya telah memproduksi hidrogen dari metanol menggunakan mikroreaktor. Metanol sebelumnya digasifikasi menggunakan gas nitrogen panas sebagai gas inert. Campuran ini kemudian dilewatkan melalui saluran mikro berukuran 25µm. Kemudian di dalam mikroreaktor, metanol bereaksi dengan plasma hingga terdekomposisi menjadi komponen-komponennya, yaitu metanal (formaldehida) dan gas hidrogen.  Setelah penemuan tersebut, tim ini kemudian sedikit memodifikasi mikroreaktor tersebut sehingga dapat menggunakan gas fosil seperti propana dan butana.

Purwarupa mikrorektor ini telah dipresentasikan di Senior Projects Expo 2011. Hasil kreasi mereka dapat digunakan untuk mengganti baterai yang saat ini digunakan oleh tentara Amerika saat ini yang masih kurang efisien dan tidak ramah lingkungan.


Penemuan Partikel Dasar : Penemuan Elektron

Posted: 28 May 2011 06:00 PM PDT

Setelah John Dalton (1766-1844) pada tahun 1803 mengemukakan teori atom yang pertama kali, maka tidak lama setelah itu dua orang ilmuwan yaitu Sir Humphry Davy (1778-1829) dan muridnya Michael Faraday (1791-1867), menemukan metode elektrolisis, yaitu cara menguraikan senyawa menjadi unsur-unsurnya dengan bantuan arus listrik. Dengan metode baru itulah akhirnya mereka menemukan bahwa atom mengandung muatan listrik.

Sejak pertengahan abad ke-19, para ilmuwan banyak meneliti daya hantar listrik dari gas-gas pada tekanan rendah. Tabung lampu gas pertama kali dirancang oleh Heinrich Geissler (1829-1879) dari Jerman pada tahun 1854. Rekannya, Julius Plucker (1801-1868),membuat eksperimen sebagai berikut. Dua pelat logam ditempatkan pada masing-masing tabung Geissler yang divakumkan, lalu tabung gelas itu diisi dengan gas pada tekanan rendah. Salah satu pelat logam (disebut anode) membawa muatan positif, dan pelat yang satu lagi (disebut katode) membawa muatan negatif. Ketika muatan listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui gas dalam tabung, muncullah nyala berupa sinar dari katode ke anode. Sinar yang dihasilkan ini disebut sinar katode. Plucker ternyata kurang teliti dalam pengamatannya dan menganggap sinar tersebut hanyalah cahaya listrik biasa. Pada tahun 1875,
William Crookes (1832-1919) dari Inggris, mengulangi eksperimen Plucker tersebut dengan lebih teliti dan mengungkapkan bahwa sinar katode merupakan kumpulan partikel-partikel yang saat itu belum dikenal.

Hasil-hasil eksperimen Crookes dapat dirangkum sebagai berikut.

  1. Partikel sinar katode bermuatan negatif sebab tertarik oleh pelat yang bermuatan positif.
  2. Partikel sinar katode mempunyai massa sebab mampu memutar baling-baling dalam tabung.
  3. Partikel sinar katode dimiliki oleh semua materi sebab semua bahan yang digunakan (padat, cair, dan gas) menghasilkan sinar katode yang sama.

Partikel sinar katode itu dinamai "elektron" oleh George Johnstone Stoney (1817 – 1895) pada tahun 1891.

Tabung Sinar Katode William CrookesPada masa itu para ilmuwan masih diliputi kebingungan dan ketidaktahuan serta ketidakpercayaan bahwa setiap materi memiliki elektron karena mereka masih percaya bahwa atom adalah partikel terkecil penyusun suatu materi. Kalau atom merupakan partikel terkecil, maka di manakah keberadaan elektron dalam materi tersebut?

Robert Milikan

Pada tahun 1897, Joseph John Thompson (1856 – 1940) dari Inggris melalui serangkaian eksperimennya berhasil mendeteksi atau menemukan elektron yang dimaksud Stoney. Thompson membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom, bahkan Thompson mampu menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron \left ( \frac{e}{m} \right ) , yaitu 1,759 × 108 coulomb/gram.
Kemudian pada tahun 1908, Robert Andrew Millikan (1868-1953)
dari Universitas Chicago menemukan harga muatan elektron, yaitu
1,602 × 10–19 coulomb. Dengan demikian massa sebuah elektron dapat
dihitung:

Rumus Massa Satu Elektron


Tidak ada komentar: