The 66th Blog

Welcome try to share information and opinion on this blog to email: asahir66.informasi@blogger.com

Laman

Selasa, 15 Maret 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)

Posted: 14 Mar 2011 08:21 PM PDT

Terdapat dua model operasional yang didasarkan pada polaritas relatif dari fase diam dan fase bergerak.

  1. Normal phase Chromatograpy :
    Fase diam bersifat polar kuat dan fase gerak bersifat non-polar
    Misalnya : Silika = fase diam , n-hexane = fase gerak
  2. Reversed phase Chromatography:
    Fase diam bersifat non-polar dan fase gerak bersifat polar.
    Misal : Hydrocarbon = fase diam, air = fase gerak

Gambar 18.21. menggambarkan kedua teknik tersebut menunjukkann elusi komponen sampel dengan polaritas berbeda.

Gambar 18.21. Ilustrasi kromatografi cair yang normal dan "reversed phase".

Fase gerak dapat dipompakan ke dalam kolom dengan tiga cara :

  1. Isokratik:aliran tetap (konstan) dan ketetapan komposisi dari fase gerak tetap berlaku.
  2. Gradient Elution:aliran konstan dan perubahan komposisi dari fase gerak terjadi.
  3. FlowProgram:aliran bervariasi dan ketetapan komposisi dari fase gerak terjadi.

Kromatografi Padat Cair (Adsorpsi) (Liquid Solid Chromatography)

Fase diam adalah adsorben dan pemisahan didasarkan pada adsorpsi berulang dan desorpsi bahan terlarut (analit). Bahan terlarut ditambahkan ke sistem padat (misal silika) cair (misal aseton).

Skala Polaritas Jenis-jenis Senyawa

(didasarkan pada kenaikan retensi)

Fluorocarbon
Hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbon)
Olefins
Aromatik
Senyawa halogen
Eter
Senyawa nitro
Ester = keton = aldehid
Alkohol = amina
Amida
Asam karbosilat (Carboxylic Acids)

Keseimbangan

Kromatografi Cair Cair (Liquid Liquid Chromatography)

Fase diam merupakan cairan (lebih baru-baru ini bonded phase) yang dilapiskan pada patana inert (bahan pendukung). Bahan terlarut ditambahkan ke dalam sistem yang mengandung dua pelarut yang tidak dapat dicampur dan memenuhi keseimbangan

Konstanta Partisi dihubungkan pada rasio partisi k' via volume tiap fase oleh persamaan

High Performance Liquid Chromatograph (HPLC)

Kromatografi Penukar Ion (Ion Exchange Cromatography)

Fase diam berupa penukar kation maupun anion yang terdiri atas gel silika atau polimer dengan berat molekul tinggi dimana merupakan gugus ionik berikatan kimia,

Bahan terlarut (bersifat ionik) ditambahkan pada sistem pertukaran kation atau anion dengan polar eluan (misal air).

Mekanisme pemisahan berdasarkan pada daya tarik elektrostatik.

Kromatografi Pasangan Ion (Ion Pair Chromatography)

Dalam Ion Pair Chromatography dipilih sistem normal atau reversed phase dan counter ion ditambahkan pada eluan. Dalam kebanyakan kasus sistem reversed phase lebih disukai. Ion Pair Chromatographytelah digunakan untuk memisahkan sampel yang mengandung komponen ionik maupun non-ionik.

Saat ini terdapat dua kontroversi mengenai mekanisme pemisahan dan ada dua kubu kontroversi mendera satu mekanisme berikut:

  • Bagian akhir counter-ion lipophilic diadsorbpsi ke fase diam dan pertukaran ion terjadi dalam cara normal (lihat atas)

  • Analit dikombinasikan dengan counter ion dan mengambil bagian dalam kromatografi sebagai pasangan ion


Analisa Kuantitatif Kromatografi

Posted: 14 Mar 2011 12:46 AM PDT

Hubungan Dasar

Dengan komatrogram yang diperoleh dari detektor diferensial yang mana memiliki respon linier, penggantian/jarak dari garis belakang pada saat tertentu adalah suatu ukuran konsentrasi dari komponen dari gas pembawa di saluran keluar kolom.

Kurva integral dihasilkan yakni area puncak dari puncak adalah sebanding dengan jumlah komponen yang ada. Dalam kromatogram yang ideal dimana puncak merupakan kurva Gaussian simetrik lalu ketinggian puncak akan sebanding dengan.

Area puncak adalah a konsentrasi komponen bila Gaussian maka area a ke tinggi puncak.

Kalibrasi

Oleh karena itu kalibrasi dapat dicapai dengan menjalankan satu rangkaian standar yang diketahui konsentrasinya dan membandingkan respon area yang dihasilkan antara standar dan sampel.

Sejumlah metode lainnya digunakan oleh para peneliti dalam menghitung kuantitas komponen dalam sampel. Hal ini termasuk

Normalisasi Internal

Area dari setiiap puncak sesuai dengan komponen spesifik dalam sampel telah terbentuk kemudian ditambahkan untuk memberi suatu total area yang ditetapkan pada 100%. Masing-masing area komponen kemudian dinyatakan sebagai persen dari nilai ini.

Akan tetapi senyawa-senyawa yang berbeda akan memberikan respon berbeda terehadap detektor, oleh karena itu perlu ditentukan faktor koreksi. Karena detektor yang berbeda akan beroperasi pada prinsip yang berbeda maka perlu dihitung faktor yang berbeda untuk tiap detektor yang berbeda.

Faktor dapat ditentukan berdasarkan berat atau molar.


Tidak ada komentar: