Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia | |
- Peran Ahli Kimia dalam Ilmu Kedokteran Molekuler
- Call for Paper : Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)
- Set Up Instrumen Awal
Peran Ahli Kimia dalam Ilmu Kedokteran Molekuler Posted: 21 Mar 2011 12:27 AM PDT Perkembangan ilmu kedokteran dunia pada umumnya dan di Indonesia pad khususnya memasuki kajian dalam tingkat molekuler. Ilmu kedokteran molekuler dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar molekuler berbagai penyakit. Berbagai kajian molekuler ilmu kedokteran diantaranya adalah Stem Cell, Rekayasa genetik dan salah satu diantarannya adalah Herbal. Herbal yang merupakan produk alami banyak dikaji mekanisme molekuler dalam mengobati penyakit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa herbal indonesia dan herbal dari negara lain sudah terbukti mampu mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, kanker, leukimia, thalassemia dll. Hanya saja mekanisme kerja senyawa aktif maupun crude ekstrak dari herbal tersebut dalam dunia kedokteran belum banyak diketahui. Publikasi internasional tentang mekanisme molekuler herbal yang berasal dari Indonesia belum sebanyak di negara lain. Itu yang menjadi alasan mengapa herbal Indonesia yang kalah bersaing di pasaran dibandingkan dengan herbal dari Cina misalnnya. Dalam kedokteran molekuler para penelitinya yang sebagian besar berasal dari fakultas kedokteran memiliki keterbatasan dalam kemampuan menganalisis herbal. Pada umumnya para dosen di Fakultas Kedokteran beharap akan ada mahasiswa dengan latar belakang kimia atau farmasi yang mampu mengeksktrak crude maupun senyawa aktif berbagai herbal. Mereka akan membandingkan kinerja senyawa aktif dari produk alami dengan produk sintetik. Atau mengkombinasikan keduanya. Sebagai contoh adalah dalam pengobatan kanker. Ada kombinasi dengan senyawa turunan terpenoid yang merupakan produk alami dengan siRNA yang merupakan senyawa sintetik. Untuk lebih jelasnya kita dapat mengkaji mekanisme molekuler penyakit kanker oleh herbal X misalnya. Herbal X yang mengandung senyawa aktif Y misalnya mampu menekan resiko kanker pada stadium tertentu melalui mekanisme A sedangkan siRNA mampu menekan melalui mekanisme Y sehingga penyebaran kanker akan lebih dapat dikurangi. Herbal pada umumnya mampu memicu sel kanker untuk membunuh dirinya sendiri yang dikenal dengan istilah Apoptosis. Jadi sering terjadi kesalahpahaman pada masyarakat umum bahwa herbal tertentu mampu mengobati berbagai penyakit kanker. Itu boleh jadi benar tapi pasti tidak tepat. Benar bukan berarti tepat. Contoh wortel baik untuk mata. Dengan asumsi kelinci yang makan wortel tidak pernah pakai kacamata, Itu benar tapi tidak tepat. Begitu pula dengan herbal pengobat kanker. Senyawa aktif yang baik untuk kanker payudara belum tentu baik untuk kanker prostate misalnya. Mekanisme kerjanya berbeda. Dalam skala molekuler invitro dikenal dengan IC50 cell lines. Dalam mekanisme molekuler apoptosis sel kanker dikenal dengan mekanisme molekuler intrinsik dan mekanisme molekuler ekstrinsik atau kombinasi keduanya. Ini yang sekarang banyak dikaji apapun jenis kankernya. Lihat gambar dibawah Apotosis Mechanism pathway Gen P53 sesuai dengan namanya adalah gen yang proteinnya memiliki berat molekul 53 kilodalton. Gen p53 akan terpacu ekspresinya bila terjadi kerusakan DNA. Pada awaknya p53 akan menghambat replikasi sel sehingga sistem perbaikan DNA mempunyai peluang untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Namun apabila kerusakan tersebut tak dapat diperbaiki, maka p53 akan memicu apoptosis. Jadi dalam hal ini apoptosis merupakan backup mechanisme sekiranya mutasi tak berhasil diperbaiki oleh sistem perbaikan DNA. Pengaruh senyawa aktif dari herbal misalnya akan tampak pada salah satu atau keduanya pada level RNA dan protein. Tetapi perlu diingat untuk menuju gen p53 akan banyak tahap mekanisme yang perlu dikaji. Demikian kajian singkat tentang peran ahli kimia dalam kedokteran molekuler dengan kanker sebagai salah satu contohnya.Akhir kata semoga para ahli kimia apapun latar belakangnya apakah itu kimia analitik, kimia fisik, organik dan biokimia akan mampu berperan dalam kedokteran molekuler. |
Call for Paper : Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III) Posted: 21 Mar 2011 12:08 AM PDT Tema Seminar "Teori dan Aplikasi Sains dalam Isu Globalisasi Lingkungan, Penyelenggara : Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS Latar Belakang Kemiskinan dan pengangguran adalah momok yang ditakuti baik oleh negara Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III) merupakan Tujuan 1. Sebagai ajang tukar menukar informasi mengenai hasil-hasil penelitian Ruang Lingkup Topik-topik yang akan dibahas dalam SN-KPK III ini adalah dari bidang ilmu Kegiatan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III) ini Pembicara Utama 1. Prof. Dr. Supriyadi Rustad, M.Si. (Direktur Ketenagaan, Direktorat Waktu dan Tempat Seminar akan dilaksanakan pada : Tanggal-tanggal penting : Contact Person : Info lebih lanjut ke : |
Posted: 20 Mar 2011 10:10 PM PDT (a)Deskripsi instrumen dan bermacam bagian termasuk alat output data.
(b)Start up awal
Tugas 1 Set up instrumen Awal Reagen:pelarut organik yang dapat dideteksi Prosedur:
Pertanyaan : Bagaimana integrator menunjukkan nyala dalam FID kemungkinan padam? Hasil : Tulis kondisi operasional, nama instrumen, dan beri nama data Anda dengan Tugas 1 dan tanggal Nama Instrumen:______________________________________ Tugas 2 Pemasukkan Sampel Sampel yang akan dianalisa yang mana biasanya merupakan larutan atau cairan murni, dimasukkan ke dalam kolom melalui sistem inlet, dengan menggunakan syringe. Aliquot sampel yang diinjeksikan berkisar antara 10-6 liter (μL) atau kurang. Ini memerlukan syringe yang presisi agar dapat mengahsilkan volume kecil berulang-ulang. Syringe ini sangat mahal dan harus digunakan dengan hati-hati.
Tugas 3 Prekondisi Dalam tugas 1 kita melihat bahwa pada hasil akhir injeksi sampel ke dalam kromatografi gas merupakan jejak terekam yang menunjukkan garis dasar yang lurus dan sebuah puncak. Hasil ini disebut kromatogram, yang berisi informasi tentang karakteristik retensi dan kuantitas unsur yang diinjeksikan sebaik seperti kolom melakukan pemisahan. Kromatogram menunjukkan beberapa sifat dasar dalam gambar. (a)Kondisi Instrumen (b)Prosedur Reset attenuation dan ulangi injeksi untuk memperoleh kromatogram duplikat. Dari masing-masing kromatogram tentukan parameter-parameter berikut : tR, tM, t'R, Wb, Wh Kemudian hitung n, h dan u dari persamaan yang diberikan dibawah gambar dan tabulasikan hasil (data) yang diperoleh. Pemisahan suatu unsur dalam sebuah kolom bergantung pada sejumlah faktor yang berbeda. Dua faktor penting yaitu temperatur dan laju aliran gas pembawa. Prosedur Lanjutkan tugas ini segera setelahtugas 2 diselesaikan. Biarkan 5 menit waktu equilibrasi setelah membuat beberapa perubahan. Ambil kondisi pada tugas 2 sebagai dasar pengaturan dan catat :
Hitung k' untuk setiap set kondisi termasuk k' tugas 2 Beri komentar tentang pengaruh temperatur dan aliran dan pengaruhnya pada k' Rasio Partisi. |
You are subscribed to email updates from Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia | To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar