The 66th Blog

Welcome try to share information and opinion on this blog to email: asahir66.informasi@blogger.com

Laman

Selasa, 22 Maret 2011

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Link to Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |

Peran Ahli Kimia dalam Ilmu Kedokteran Molekuler

Posted: 21 Mar 2011 12:27 AM PDT

Perkembangan ilmu kedokteran dunia pada umumnya dan di Indonesia pad khususnya memasuki kajian dalam tingkat molekuler.

Ilmu kedokteran molekuler dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar molekuler berbagai penyakit. Berbagai kajian molekuler ilmu kedokteran diantaranya adalah Stem Cell, Rekayasa genetik dan salah satu diantarannya adalah Herbal. Herbal yang merupakan produk alami banyak dikaji mekanisme molekuler dalam mengobati penyakit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa herbal indonesia dan herbal dari negara lain sudah terbukti mampu mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, kanker, leukimia, thalassemia dll. Hanya saja mekanisme kerja senyawa aktif maupun crude ekstrak dari herbal tersebut dalam dunia kedokteran belum banyak diketahui. Publikasi internasional tentang mekanisme molekuler herbal yang berasal dari Indonesia belum sebanyak di negara lain. Itu yang menjadi alasan mengapa herbal Indonesia yang kalah bersaing di pasaran dibandingkan dengan herbal dari Cina misalnnya.

Dalam kedokteran molekuler para penelitinya yang sebagian besar berasal dari fakultas kedokteran memiliki keterbatasan dalam kemampuan menganalisis herbal. Pada umumnya para dosen di Fakultas Kedokteran beharap akan ada mahasiswa dengan latar belakang kimia atau farmasi yang mampu mengeksktrak crude maupun senyawa aktif berbagai herbal. Mereka akan membandingkan kinerja senyawa aktif dari produk alami dengan produk sintetik. Atau mengkombinasikan keduanya. Sebagai contoh adalah dalam pengobatan kanker. Ada kombinasi dengan senyawa turunan terpenoid yang merupakan produk alami dengan siRNA yang merupakan senyawa sintetik.

Untuk lebih jelasnya kita dapat mengkaji mekanisme molekuler penyakit kanker oleh herbal X misalnya. Herbal X yang mengandung senyawa aktif Y misalnya mampu menekan resiko kanker pada stadium tertentu melalui mekanisme A sedangkan siRNA mampu menekan melalui mekanisme Y sehingga penyebaran kanker akan lebih dapat dikurangi. Herbal pada umumnya mampu memicu sel kanker untuk membunuh dirinya sendiri yang dikenal dengan istilah Apoptosis. Jadi sering terjadi kesalahpahaman pada masyarakat umum bahwa herbal tertentu mampu mengobati berbagai penyakit kanker. Itu boleh jadi benar tapi pasti tidak tepat. Benar bukan berarti tepat. Contoh wortel baik untuk mata. Dengan asumsi kelinci yang makan wortel tidak pernah pakai kacamata, Itu benar tapi tidak tepat.

Begitu pula dengan herbal pengobat kanker. Senyawa aktif yang baik untuk kanker payudara belum tentu baik untuk kanker prostate misalnya. Mekanisme kerjanya berbeda. Dalam skala molekuler invitro dikenal dengan IC50 cell lines. Dalam mekanisme molekuler apoptosis sel kanker dikenal dengan mekanisme molekuler intrinsik dan mekanisme molekuler ekstrinsik atau kombinasi keduanya. Ini yang sekarang banyak dikaji apapun jenis kankernya. Lihat gambar dibawah

Apotosis Mechanism pathway

Gen P53 sesuai dengan namanya adalah gen yang proteinnya memiliki berat molekul 53 kilodalton. Gen p53 akan terpacu ekspresinya bila terjadi kerusakan DNA. Pada awaknya p53 akan menghambat replikasi sel sehingga sistem perbaikan DNA mempunyai peluang untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Namun apabila kerusakan tersebut tak dapat diperbaiki, maka p53 akan memicu apoptosis. Jadi dalam hal ini apoptosis merupakan backup mechanisme sekiranya mutasi tak berhasil diperbaiki oleh sistem perbaikan DNA. Pengaruh senyawa aktif dari herbal misalnya akan tampak pada salah satu atau keduanya pada level RNA dan protein. Tetapi perlu diingat untuk menuju gen p53 akan banyak tahap mekanisme yang perlu dikaji. Demikian kajian singkat tentang peran ahli kimia dalam kedokteran molekuler dengan kanker sebagai salah satu contohnya.Akhir kata semoga para ahli kimia apapun latar belakangnya apakah itu kimia analitik, kimia fisik, organik dan biokimia akan mampu berperan dalam kedokteran molekuler.


Call for Paper : Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)

Posted: 21 Mar 2011 12:08 AM PDT

Tema Seminar

"Teori dan Aplikasi Sains dalam Isu Globalisasi Lingkungan,
Profesionalisasi Pembelajaran dan Kewirausahaan"

Penyelenggara : Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS
Gedung D, PMIPA FKIP UNS
Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan, Surakarta
Telp/Fax.(0271) 821490
Email: semnas.pkimia@gmail.com, atau  http://kimia.fkip.uns.ac.id

Latar Belakang

Kemiskinan dan pengangguran adalah momok yang ditakuti baik oleh negara
maju sekalipun maupun negara berkembang. Globalisasi yang berhembus
akhir-akhir ini ternyata ikut memunculkan momok itu di beberapa negara,
khususnya di Indonesia. Kondisi ini menuntut adanya sumber daya manusia
yang handal dan berjiwa entrepreneur. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini, terutama yang bernilai strategis dan bermanfaat secara
luas di masyarakat mutlak diperlukan. Perguruan tinggi dalam hal ini
memiliki tanggungjawab moral untuk berperan secara aktif dan sinergis
bekerjasama dengan lembaga lain menyiapkan sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi yang dituntut oleh dinamika masyarakat. Kompetensi itu sendiri
merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap profesi tertentu yang dapat diaktualisasikan dan
diujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi
tertentu. Guru, dosen, dan peneliti perlu memiliki kompetensi profesional
dengan cara meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni .

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III) merupakan
salah satu wadah temu ilmiah berkala yang diselenggarakan Program Studi
Pendidik-an Kimia PMIPA FKIP UNS sebagai ajang komunikasi dan sharing idea
yang bertujuan turut serta memajukan dan mengembangkan  Ilmu  pengetahuan
dan teknologi di  bidang kimia dan  pendidikan kimia di
Indonesia.Terkait dengan Dies Natalis UNS ke-35 seminar  tahun ini
mengangkat  tema "Teori dan Aplikasi Sains dalam Isu Globalisasi
Lingkungan, Profesionali-sasi Pembelajaran dan Kewirausahaan"

Tujuan

1.      Sebagai ajang tukar menukar informasi mengenai hasil-hasil penelitian
terbaru dalam bidang teori dan aplikasi sains.
2.      Memberikan penyadaran mengenai pentingnya teori dan aplikasi sains dalam
penanganan isu globalilsasi lingkungan, peningkatan  profesio-nalisme
pembelajaran dan kewirausahaan.
3.      Meningkatkan interaksi antar ilmuwan dan praktisi sains teori maupun
terapan untuk berkomunikasi dan mendeseminasikan hasil penelitiannya.

Ruang Lingkup

Topik-topik yang akan dibahas dalam SN-KPK III ini adalah dari bidang ilmu
yang relevan meliputi:
1.      Ilmu Kimia (Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Kimia Fisika,  Kimia
Organik, Biokimia, Radio Kimia,dll)
2.      Kebijakan Pendidikan
3.      Pembelajaran Kimia
4.      Kewirausahaan Berbasis Sains
5.      Bidang-bidang ilmu lain yang terkait (Ilmu Pangan, Farmasi, Kesehatan,
Lingkungan, Energi dan Teknologi)
Serta tema lain yang masih relevan dan berhubungan dengan tema seminar.
Peserta

Kegiatan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III) ini
akan dihadiri sekitar 200 orang peserta yang terdiri dari peserta
pemakalah, peserta pendengar, dan tamu undangan. Peserta berasal dari dosen
perguruan tinggi, guru-guru kimia/IPA, litbang, dan industri terkait, baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta.

Pembicara Utama

1.      Prof. Dr. Supriyadi Rustad, M.Si. (Direktur  Ketenagaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi): Isu dan Kebijakan pelaksanaan PPG (Pendidikan
Profesi Guru).
2.      Prof.  Bambang Setiadji, M.Sc., Ph.D. (Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta):
Penerapan  Hasil Riset Kelapa Terpadu Dalam Membangun Kewirausahaan
Profesional
3.      Dr. M. Masykuri, M.Si (Prodi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana UNS,
Surakarta): Strategi Pengelolaan Berbasis Pendidikan dan Masyarakat dalam
Isu Globalisasi Lingkungan.
Dalam Sesi Paralel akan dipresentasikan makalah pendamping dengan tema yang
relevan.

Waktu dan Tempat

Seminar akan dilaksanakan pada :
Hari            : Sabtu, 7 Mei 2011
Pukul   : 08.00 – Selesai
Tempat  : Aula Gedung Ungu Lt. 3 FKIP UNS
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta

Tanggal-tanggal penting :
18 Aprl 2011            : Batas penerimaan abstrak
21 April 2011           : Pengumunan abstrak diterima
30 April 2011           : Batas pengiriman makalah

Contact Person :
Lina Mahardiani, ST.,MM.,M.Sc.    HP. 08122561249
Agung Nugroho C.S.,S.Pd.,M.Sc.    HP. 081329023054
Widiastuti  Agustina ES,M.Si.     HP. 085741934731

Info lebih lanjut ke  :
Email: semnas.pkimia@gmail.com



Set Up Instrumen Awal

Posted: 20 Mar 2011 10:10 PM PDT

(a)Deskripsi instrumen dan bermacam bagian termasuk alat output data.

  • Unit FID
  • Unit TCD

(b)Start up awal

  • Alirkan gas (gas pembawa melalui kolom dan TCD untuk mencegah pembakaran kolom dan kawat yang
    terbakar)
  • Power
  • Pengaturan kondisi dan instrumen
  • Pencahayaan FID dan deteksi operasinya dengan potongan logam dingin

Tugas 1 Set up instrumen Awal

Reagen:pelarut organik yang dapat dideteksi
Misal n-propanol, MIBK
Alat:syringe 1 μL

Prosedur:

  1. Nyalakan Flame Ionization Detector dan tes apakah dapat beroperasi
  2. Ambil 1 μL pelarut organik dengan menggunakan syringe 1 μL
  3. Balikkan syringe dan keluarkan 0,8 μL sehingga hanya tertinggal 0,2 μL dalam syringe. Periksa bahwa syringe tidak tersumbat dengan mengamati tetesan yang terjadi pada ujung jarum selama mengeluarkan 0,8 μL. Bersihkan jarum dengan tissue
  4. Injeksikan pelarut dengan cara memasukkan jarum syringe melalui sekat dan tekan ke bawah penghisapnya
  5. Tarik syringe
  6. Tunggu hingga puncaknya muncul dan kemudian atur integrator untuk mendapatkan puncak yang paling tidak setengah dari range

Pertanyaan :

Bagaimana integrator menunjukkan nyala dalam FID kemungkinan padam?

Hasil :

Tulis kondisi operasional, nama instrumen, dan beri nama data Anda dengan Tugas 1 dan tanggal

Nama Instrumen:______________________________________
Tanggal:______________________________________
Kondisi detektor: Tipe ________________________________
Gas pembawa:______________________________________
Kondisi temperatur:______________________________________
Temperatur injektor:______________________________________
Temperatur detektor:____________________________________
Attenuation Kondisi Range GC :____________________________
Pelemahan Integrator :____________________________________
Kondisi lain:______________________________________
______________________________________
______________________________________

Tugas 2 Pemasukkan Sampel

Sampel yang akan dianalisa yang mana biasanya merupakan larutan atau cairan murni, dimasukkan ke dalam kolom melalui sistem inlet, dengan menggunakan syringe. Aliquot sampel yang diinjeksikan berkisar antara 10-6 liter (μL) atau kurang. Ini memerlukan syringe yang presisi agar dapat mengahsilkan volume kecil berulang-ulang. Syringe ini sangat mahal dan harus digunakan dengan hati-hati.

  1. Teknik Injeksi
    Prosedur berikut sebaiknya digunakan pada saat menginjeksikan sampel pada kromatografi gas. Benamkan ujung syringe dalam sampel, bilas syringe dengan cara memindahkan penghisapnya ke belakang dan ke depan beberapa kali dan kemudian tarik melebihi dari yang dibutuhkan sebenarnya. Pindahkan dan balik syringe dan tekan penghisap hingga indikator volume menunjukkan ke posisi yang diperlukan, bersihkan jarum dengan tissue dan tarik kembali penghisap untuk memasukkan celah udara yang volumenya kira-kira sama dengan volume sampel (jika kapasitas syringe memungkinkan). Masukkan jarum melalui injection port dan segera tekan penghisap ke bawah dan secara bersamaan strat integrator. Setelah sekitar 30 detik, pindahkan syringe dan uapkan sisa sampel dengan cara memindahkan penghisap ke belakang dan ke depan beberapa kalisehingga benar-benar bersih.
  2. Ketelitian Injeksi Sampel
    Injeksikan 0,1 μL n-propanol dengan menggunakan prosedur di atas dan gunakan kontrol pelemahan pada integrator untuk mengatur tinggi puncak antar 40% dan 100% dari pembelokan skala penuh. Buat beberapa injeksi agar menjadi biasa dengan syringe dan kemudian injeksikan lima 0,1 μL aliquot n-propanol, beri jarak waktu antar injeksi 30 detik. Jangan sampai terjadi overlap antar puncak.
    Naikkan pelemahan dengan faktor 8 (yakni 2/3) dan injeksikan 1,0 μL aliquot n-propanol. Untuk setiap set hasil ukur tinggi puncak dan hitung rata-rata, standar deviasi dan relatif standar deviasi. Beri komentar.
  3. Naikkan attenuation dengan faktor 2, injeksikan 1,0 μL propanol dan catat tinggi puncak dan atau area. Bandingkan hasil ini dengan nilai yang diperoleh pada (c) di atas. Ganti parameter kemiringan dan lebar (konsultasikan dengan asisten lab) dan re-injeksikan 0,1 μL propanol. Re-injeksikan beberapa 1,0 aliquot μL propanol dengan nilai kemiringan dan lebar yang berbeda untuk mempelajari mana yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan integrator untuk mendeteksi dan mengukur puncak.

Tugas 3 Prekondisi

Dalam tugas 1 kita melihat bahwa pada hasil akhir injeksi sampel ke dalam kromatografi gas merupakan jejak terekam yang menunjukkan garis dasar yang lurus dan sebuah puncak. Hasil ini disebut kromatogram, yang berisi informasi tentang karakteristik retensi dan kuantitas unsur yang diinjeksikan sebaik seperti kolom melakukan pemisahan. Kromatogram menunjukkan beberapa sifat dasar dalam gambar.

(a)Kondisi Instrumen

(b)Prosedur
Siapkan 0,2 μL n-propanol dan 0,8 μL metana (jika menggunakan 3920) atau udara (jika menggunakan GC-8A) Injeksikan campuran tersebut pada kolom polar dengan menggunakn attenuation lebih rendah. Pada saat puncak pertama telah tampak, ganti attenuation untuk puncak propanol dan pada sat puncak ini telah tampak matikan integrator.

Reset attenuation dan ulangi injeksi untuk memperoleh kromatogram duplikat.

Dari masing-masing kromatogram tentukan parameter-parameter berikut :

tR, tM, t'R, Wb, Wh

Kemudian hitung n, h dan u dari persamaan yang diberikan dibawah gambar dan tabulasikan hasil (data) yang diperoleh.

Pemisahan suatu unsur dalam sebuah kolom bergantung pada sejumlah faktor yang berbeda. Dua faktor penting yaitu temperatur dan laju aliran gas pembawa.

Prosedur

Lanjutkan tugas ini segera setelahtugas 2 diselesaikan. Biarkan 5 menit waktu equilibrasi setelah membuat beberapa perubahan.

Ambil kondisi pada tugas 2 sebagai dasar pengaturan dan catat :

  1. temperatur dan selesaikan prosedur eksperimen pada tugas 2
  2. aliran gas pembawa setelah kembali pada temperatur awal pada tugas 2 dan menyelesaikan prosedur pada tugas 2

Hitung k' untuk setiap set kondisi termasuk k' tugas 2 Beri komentar tentang pengaruh temperatur dan aliran dan pengaruhnya pada k' Rasio Partisi.


Tidak ada komentar: